Iklan

Iklan

Tukul Seniman Asal Kabupaten Pati, Yang Terus Lestarikan Ketoprak

Selasa, 23 November 2021, 20.16.00 WIB Last Updated 2021-11-23T13:16:11Z

Pembaharuan.com, PATI – Suka duka menjadi seorang pemain ketoprak sudah dirasakan Laswito seniman asal Pati yang dikenal dengan nama panggung Pak Tukul. Memulai karir dari tahun 1992, kini dirinya mampu mendirikan sanggar seni sendiri.


Para anak didik dari sanggar Ketoprak Cahyo Mardiko yang sedang berias sebelum pementasan.

“Pertama awal tahun 1992, saya sudah mulai berlatih dan sudah naik panggung hiburan. Itu pun saya dulu hanya iseng-iseng, kelihatannya kok menarik di dunia seni. Akhirnya saya berkecimpung dan mulai berlatih mulai awal,” kata Tukul saat diwawancarai di rumahnya Desa Bungasrejo Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Selasa (23/11/2021).

 

Pria kelahiran 1975 itu mengatakan, awalnya untuk mengasah keterampilannya pada dunia seni peran. Ia banyak mengikuti sanggar kesenian ketoprak milik orang lain.

 

“Pada waktu itu Setyo Budoyo yang pertama dari pelem gede Pucakwangi. Saya juga pernah menjadi anggota Bangun Budoyo ketoprak dari Karang Juwana, Siswo Budoyo, kemudian ke Grido Cerito,dan Wahyu Manggolo, pada waktu itu saya freeline,” kata pria yang kini berusia 46 tahun tersebut.

 

Setelah lama berkecimpung di sanggar ketoprak milik orang lain. Dirinya pun pada tahun 2009 mendirikan sanggar sendiri bernama “Cahyo Mardiko”. Yang mana sanggar tersebut sepenuhnya diurus olehnya dengan kerja keras serta dana pribadi.

 

“Tahun 2009 mendirikan ketoprak sendiri dan sudah tampil di Karisidenan Pati. Selain itu juga pernah seperti di Cilacap, ISI Solo, Pekalongan, dan Taman Mini Indonesia pada 2010. Lalu yang paling berkesan memang di TMI,” ujarnya.

 

Sementara itu, ia juga membuka sanggar pada tahun 2010 dengan tujuan memberdayakan kebudayaan Jawa dan mencari bibit untuk pemain baru ataupun penerus. Hal itu dilakukan agar kebudayaan Jawa di Kota Bumi Mina Tani ini tidak hilang.

 

“Untuk anak-anak yang ingin gabung latihan gratis, dimana ada minat ada niat boleh datang ke sanggar. Ayo bareng-bareng kita belajar. Disini rata-rata dari usia 15 tahun sampai usia 19 tahun dan bahkan ada sesepuh atau pinisepuh yang ingin berlatih atau ingin memainkan gamelan,” pungkasnya.(din/pop)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tukul Seniman Asal Kabupaten Pati, Yang Terus Lestarikan Ketoprak

Terkini

Topik Populer

Iklan