Kayen,PEMBAHARUAN.COM-Musim
kemarau panjang tahun ini dirasakan lebih lama jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Dampaknya banyak desa yang berada di wilayah Kabupaten
Pati mengalami kekeringan sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan air
bersih.
Salah satu desa yang dilanda kekeringan adalah Desa
Srikaton, Kecamatan Kayen. Akibat dari musim kemarau panjang sebagian besar
sumber mata air milik warga setempat mengering, sehinga warga dibuat
kelimpungan untuk mendapatkan air bersih.
Mobil dump truk yang biasanya untuk mengangkut bahan matrial
dimodif untuk mengangkut air.
Bagi warga yang mampu biasanya membeli air untuk memenuhi
kebutuhan sehari-sehari mereka. Namun, bagi warga yang kurang mampu harus rela
berjalan jauh ke sumber mata air untuk mengambil air. Tidak sedikit juga warga
yang hanya pasrah menunggu bantuan droping air dari donatur.
Bantuan droping air baik dari pemerintah daerah, partai
politik atau dari pihak donatur lainya sebenarnya sudah kerab diarahkan ke Desa
Srikaton, namun karena banyaknya warga yang terdampak kekeringan, bantuan
droping air itu belum bisa untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Untuk membantu kesulitan warga, pemuda desa setempat
mempunyai cara yang unik, yakni dengan memanfaatkan mobil dump truk yang
dimodif sedemikan rupa hingga bisa dimanfaatkan jadi mobil pengangkut air.
Teguh Abidin (28) salah seorang pemuda desa setempat
mengatakan, dia dan teman-temannya terpaksa menggunakan dump truk, karena jika
menggunakan atau membeli air dengan mobil tangki harganya mahal.
Untuk memodif dump truk menjadi kendaraan pengangkut air,
mereka menggunakan kain layar yang terbuat dari bahan plastik. Layar itu
dipasangkan hingga menutupi permukaan dan sisi bak dump truk, agar bisa untuk
menampung air yang mereka ambil dari sumber mata air di kaki pegunungan kendeng
di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen.
Untuk mengoprasikan truk pengangkut air itu, para pemuda ini
rela iuan secara swadaya termasuk menggalang donasi pada siapa saja yang mau
membantu.
" Kalau beli air dengan mobil tangki harganya bisa Rp
200-300 ribu per tangki. Kalau pakai mobil truk ini hanya berbekal kain
layar, pompa air dan uang operasional Rp
400 ribu. Sehari kita bisa mengangkut 4 sampai 5 kali bolak balik," kata
Teguh.
Meski demikian, lanjut teguh saat ini pengoprasian truk
pengangkut air tidak bisa setiap hari berjalan karena terbatasnya uang
oprasional. Karena itu dia mengajak
kepada semua pihak yang peduli dengan warga korban kekeringan untuk bisa
membantu.
" Untuk menggalang dana secara swadaya dan donatur
sudah kita lakukan termasuk meminta bantuan pada teman-teman pemuda yang ada
dirantau. Tapi karena banyak warga yang kita suplai air setiap harinya, kita jadi terkendala di dana untuk
oprasional," keluh Teguh.
Dengan gerakan penyaluran bantuan air bersih yang dilakukan
teguh dan teman-temanya, dia berharap bisa membantu warga mesiki belum bisa
menyuplai air setiap hari. Mereka juga berharap agar hujan segera turun
mengingat dampak dari musim kemarau tahun ini sangat parah. (wirad)