Iklan

Iklan

Jembatan Tanggulangin Kudus Saksi Bisu Agresi Militer II

Sabtu, 30 Oktober 2021, 13.15.00 WIB Last Updated 2021-10-30T06:15:03Z

Pembaharuan.com,KUDUS-Pendudukan Belanda di Indonesia banyak meninggalkan bekas dan jejak sejarah hingga saat ini. Demikian halnya di Kabupaten Kudus, sejumlah peristiwa pertempuran melawan penjajahan Belanda pernah terjadi. Salah satunya di Jembatan Kolonel Sunandar atau biasa dikenal masyarakat sebagai Jembatan Tanggulangin, yang terletak di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.


 

Jembatan Kolonel Sunandar atau biasa dikenal masyarakat sebagai Jembatan Tanggulangin, yang terletak di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. (FOTO : Rere)


Pada saat Belanda kembali menjajah Indonesia, atau lebih dikenal dengan Agresi Militer Kedua, menurut Sejarawan Kudus Sancaka Dwi Supani, peristiwa itu bermula pada  tahun 1948,  jembatan yang menjadi penghubung antara Demak dan Kudus tersebut menjadi ajang pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dengan tentara Belanda.

 

“Belanda ingin menjajah Indonesia lagi sambil membonceng sekutu,” tuturnya, belum lama ini.

Lebih lanjut Supani menceritakan rentetan kejadian yang pernah terjadi, bermula  saat  pejuang Indonesia yang dipimpin Walikota Kusmanto melakukan penghadangan di kawasan Jembatan Tanggulangin menggunakan bambu runcing.

 

“Terjadilah pertempuran di situ. Senjata Belanda saat itu sudah canggih. Kemudian kalahkan kita yang hanya menggunakan bambu runcing. Terus mundur mundur dulu,” jelasnya.

 

Masih penuturan Supani, para pejuang kemudian mundur ke eks-Stasiun Wergu, di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus untuk menyusun strategi  baru.

 

“Mundur dulu menyusun strategi. Kemudian menyerang dengan strategi gerilya. Sedikit demi sedikit akhirnya bisa memukul mundur Belanda,” kata Supani.

 

Untuk mengenang peristiwa pertempuran  tersebut maka dibangun Tugu Juang 45 yang terletak di Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus . Sebelum dipindah ke Desa Wergu Wetan, Tugu Juang tersebut pernah berada di kawasan Tanggulangin.

 

Pihaknya berharap di era globaliasi ini generasi muda  tetap akan mempelajari sejarah dan jangan sampai melupakan sejarah.  Karena masa depan bangsa ada ditangan mereka.

 

“Sebagian generasi milenial kan menganggap belajar sejarah itu membosankan dan tidak menarik. Perlu dilakukan teknik belajar yang tepat dalam menyampaikan sejarah agar para milenial ini menjadi tertarik mempelajarinya,” pungkas Supani. (Rere/nug)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Jembatan Tanggulangin Kudus Saksi Bisu Agresi Militer II

Terkini

Topik Populer

Iklan